Berita Lampung Terkini
Berita  

Cara Tepat Menikmati Kota Ruteng, Kota Seribu Biara

Lampungway.com. Cara Tepat Menikmati Kota Ruteng, Kota Seribu Biara. “Selamat Datang di Kota Ruteng” sambutan untuk para pecinta wisata dan traveling ini muncul di sebuah pintu gerbang.

Gereja Katedral Ruteng
Gereja Katedral Ruteng

Kota Ruteng, terletak di wilayah Kabupaten Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur, dari Labuan Bajo Anda harus menjelajahi perjalanan darat selama 3 jam di medan berkelok-kelok seperti ular yang dinamai jalan Trans Flores Labuan Bajo-Ruteng. Selain itu, ditambah lagi dengan kontur jalan yang menanjak menikung tajam lalu menurun mengocok isi perut berulang kali, sipakan plastik jika saja Anda tidak tahan dan mabok perjalanan.
Awan-awan putih seperti kapas merayap di langit Ruteng yang biru. Matahari bersinar cukup terik, namun udara tetap terasa sejuk, namun tetep saja bisa menggosongkan kulit jadi Anda harus menggunakan Sunblock juga ya. Berbeda ketika kaki menapaki Bandar Udara Komodo Labuan Bajo. Meski masih pagi 08.00 Wita, udara panas langsung menampar kulit kita.
Ruteng, memang memiliki iklim yang sejuk dan basah karena letak Kota Ruteng yang berada di dataran tinggi 1.200 meter di atas permukaan laut, tepatnya di kaki Gunung Anak Ranaka. Perbukitan hijau yang mengelilingi ibu kota Manggarai ini juga turut andail memberikan suhu yang lebih dingin dibanding kota-kota lain di Flores.
Jika Anda kurang nyaman dengan rasa dingin, perlu siapkan jaket dan sweater tebal untuk membungkus badan Anda ketika malam tiba di mana suhu bisa mencapai 8 derajat celsius.
Ruteng sangat terkenal dengan sebutan “Kota Seribu Biara” yaitu sebuah rumah pertapaan bagi para biarawan dan biarawati Katolik. Sepanjang perjalanan di sisi kanan dan kiri, banyak sekali bangunan Biara. Hanya berjarak sekitar 50 hingga 100 meter lagi-lagi saya menjumpai biara dari berbagai kongregasi religius.
Banyaknya biara inilah orang menjuluki kota ini dengan “Kota Seribu Biara”. Jumlahnya memang tak sampai seribu, namun untuk sebuah kota kecil yang hanya memiliki luas wilayah 7.136,4 km² berdiri lebih dari 52 komunitas biarawan/biarawati dari bermacam kongregrasi religius berbagai negara di belahan dunia . Karena itu, julukan “Kota Seribu Biara” rasanya sangat pas untuk Kota Ruteng.
Menilik dari catatan sejarah, Bangsa Portugis memang pernah menduduki kota ini. Menguasai hasil bumi seperti kopi, cengkeh, vanili, kakao, kemiri dan hasil bumi lainnya terutama beras. Karenanya penduduk Pulau Flores pada umumnya dan Ruteng khususnya, 90 persen masyarakatnya beragama Katolik.
Tak hanya bangunan biara, bangunan gereja pun banyak dijumpai disini. Tak heran pula jika Ruteng juga dijuluki sebagai “Kota Seribu Gereja”. Gereja Santo Yoseph atau yang disebut Gereja Kathedral Lama adalah bangunan yang termegah di zamannya. Terlihat dari model arsitektur tua yang kental bergaya Eropa, dengan atap runcing menjulang. Begitu pula dengan bangunan Gereja Kathedral yang baru, pun tetap mempertahankan sentuhan arsitektur Eropa.
Sebagai ibu kota Kabupaten Manggarai, kota Ruteng sebagai pusat perekonomian. Roda penggerak ekonomi seperti kantor pemerintahan, komplek bisnis, pasar, rumah sakit, sekolah negeri dan sebagainya dibangun oleh pemerintah kota. Namun beberapa sekolah swasta seperti sekolah tinggi, SMA, SMP hingga SD di Ruteng banyak didirikan oleh komunitas biara. Hanya Universitas di Kota Ruteng yang belum berdiri.
Komunitas religius di Kota Ruteng, tak hanya fokus pada bidang pendidikan, kegiatan sosial dan kesehatan saja, beberapa komunitas biara mencoba mengembangkan sayap dengan berbisnis hotel dan penginapan.
Ruteng yang saat ini telah dikenal sebagai “kota seribu gereja”, juga “kota di atas awan” semakin menampakkan kecantikannya, sehingga mampu menarik wisatawan di luar Flores untuk datang. Peluang ini dimanfaatkan oleh Kongregasi Maria Berdukacita (MCB) untuk menyediakan hotel dan penginapan bagi para wisatawan yang hendak berwisata rohani dan wisata alam ke Kota Ruteng.
Penginapan di Susteran St. Maria Berdukacita milik Kongregasi Maria Berdukacita (MBC) yang terletak di Jalan Ahmad Yani no. 44 Kota Ruteng adalah salah satu penginapan yang difavoritkan oleh para traveler.
Ada lagi Penginapan yang di kelola oleh Kongregasi Putri Karmel, yang terletak di sebuah lembah di kaki Gunung Ranaka di wilayah Wae Lengkas, Kelurahan Golodukal, Ruteng – Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur. Sebuah pertapaan yang sunyi, sepi jauh dari riuhnya kota, surga para penyendiri.
Berbeda dengan penginapan Santa Maria Berdukacita yang terbuka untuk umum. Penginapan milik Kongregasi Putri Karmel ini hanya disediakan bagi wisatawan religius untuk kegiatan seperti retret serta kegiatan rohani lainnya
Kota Hujan
Tak hanya dijuluki sebagai “Kota Seribu Gereja”, “Kota di atas Awan”, dan “Kota Seribu Biara”. Satu lagi julukan diberikan untuk kota Ruteng yaitu “Kota Hujan”. Jika Jawa Barat memiliki Bogor sebagai kota hujan, Tanah Flores yang dikenal kering dan tandus pun memiliki kota dengan curah hujan tinggi, ya di Ruteng ini. Sehingga kota ini juga dijuluki sebagai “Kota Hujan”. Jadi, sama seperti Kota Bogor, Kota Ruteng hampir setiap hari diguyur hujan.
Hampir setiap hari Anda bakal merasakan sejuk bahkan dinginnya udara saat hujan mengguyur kota ini. Ketika matahari mulai meninggi, langit yang awalnya berwarna biru mulai terlihat putih dan perlahan menjadi gelap menandakan hujan segera turun Biasanya sebelum hujan, angin akan bertiup cukup kencang.
Hujan tak hanya terjadi saat pagi atau siang hari, tapi juga malam. Tiupan angin yang berhembus masuk melalui kisi-kisi jendela kamar. Hujan yang terus mengguyur malam itu, tak ayal memaksa saya untuk mengenakan jaket tebal, kaos kaki, selimut serta tutup kepala.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *